Informasi Detektif

Detektif Fiksi Karya Sir Arthur Conan Doyle

Detektif Fiksi Karya Sir Arthur Conan Doyle - Tidak ada yang meragukan Sherlock Holmes ketika dia menyelidiki sesuatu. Karakter ciptaan Sir Arthur Conan Doyle ini memiliki banyak kelebihan; Ketajaman, keterampilan sembunyi-sembunyi dan forensik ketika menyelidiki suatu kasus. Kualitas ini tampaknya sulit dicapai di dunia nyata.

Detektif Fiksi Karya Sir Arthur Conan Doyle

detektiv - Tetapi tahukah Anda bahwa menurut Encyclopedia Britannica, karakter dan metode Holmes dibuat oleh Dr. Joseph Bell, salah satu guru Arthur Conan Doyle, ketika dia belajar di sekolah kedokteran Universitas Edinburgh?. Metode Holmes dapat digunakan secara efektif dan efektif untuk profesi seperti dokter, pemasar, analis dan jurnalis. Menurut Britannica.com, karakter Holmes pertama kali muncul dalam novel pertama Doyle, 1887, A Study in Scarlet. Berlatar tahun 1881, novel ini ditolak oleh banyak penerbit sebelum akhirnya diterbitkan. Holmes tidak sendirian dengan kisah detektifnya. Biasanya dia bersama Dr. John H. Watson, teman sekamarnya di 221B Baker Street. Kebanyakan cerita Holmes berasal dari sudut pandang Watson sebagai asisten dan teman Holmes.

Watson menggambarkan Holmes sebagai orang cerdas yang eksentrik dan kacau. Holmes juga sering membuat bingung polisi yang kesulitan mengikuti kejeniusannya. Oleh karena itu, Sherlock Holmes seringkali bersikap arogan dan menganggap penyelesaian kasus hanyalah sebuah permainan, bukan tindakan menegakkan keadilan.

Detektif Fiksi

Lalu apa saja ciri dan ciri Sherlock Holmes yang menjadikannya tokoh detektif fiksi dan panutan bagi para detektif di seluruh dunia?

  1. Morfin dan kokain. Ada satu kebiasaan yang kurang tepat saat Sir Arthur menciptakan karakter Sherlock Holmes. Dia suka menggunakan morfin dan kokain. Sebab tidak setiap hari ada kasus yang perlu diselidiki. Itulah yang membuat Sherlock bosan. Untuk mengatasi kebosanan, Sherlock menggunakan morfin dan kokain. Meski tidak kecanduan, kebiasaan ini kerap mengganggunya.
  2. Pandai berdandan. Sebagai seorang detektif, Sherlock membutuhkan teknik ini untuk mencapai tujuannya. Sherlock Holmes sangat ahli dalam menyamar sehingga teman-temannya terkadang tidak mengenalinya. Hal ini didukung dengan kemampuannya dalam mengamati gerak-gerik seseorang dan berbicara dengan aksen yang berbeda-beda.
  3. Dia tidak cocok dengan kakak laki-lakinya, Mycroft Holmes. Sherlock Holmes memiliki kakak laki-laki bernama Mycroft Holmes yang bekerja di pemerintahan. Keduanya memiliki hubungan yang aneh. Saat bertemu, mereka saling berlomba menganalisis penampilan satu sama lain. Sherlock Holmes sering mengatakan bahwa Mycroft adalah musuh terbesarnya karena keduanya memiliki kecerdasan dan kemampuan menarik kesimpulan yang sama. Namun, Mycroft selalu bersedia membantu adiknya ketika dia dalam kesulitan.
  4. Bagus dalam tinju. Di waktu luangnya, Sherlock Holmes sering mengikuti pertandingan tinju. Rupanya Sherlock menang karena dia sangat paham tinju. Bisa jadi Sherlock Holmes akan menjadi petinju profesional jika tidak menjadi detektif. Saat menyelidiki suatu kasus, Sherlock Holmes tidak takut untuk bertarung dari jarak dekat.
  5. IQ Sherlock. Seseorang bernama John Radford pernah mencoba menganalisis kecerdasan intelektual Sherlock Holmes. Dalam bukunya yang berjudul The Intelligence of Sherlock Holmes and Other Three-Tube Problems, IQ Sherlock mencapai 190, membuatnya lebih pintar dari Einstein yang IQ-nya hanya 160.
  6. Sosiopat. Penggemar Sherlock tahu bahwa detektif tersebut adalah seorang sosiopat, kelainan kepribadian yang ditandai dengan perilaku dan pola pikir antisosial. Namun menurut Leslie Klinger, seorang penulis Amerika, Sherlock Holmes menderita sindrom Asperger. Sindrom tersebut merupakan gangguan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi secara efektif dan termasuk dalam kategori autisme.
  7. Musuh Holmes. Penulis Sir Arthur marah pada penulis Perancis Maurice LeBlanc karena menggunakan Lupin si Pencuri sebagai musuh Arsene tanpa izin dalam novelnya Sherlock Holmes. Saat itu, Perancis dan Inggris sedang terlibat Perang Dingin. Namun perseteruan antara Sherlock dan Lupin akhirnya menjadi populer, mencerminkan hubungan antara Inggris dan Prancis.

Munculnya nama Sherlock Holmes pun menginspirasi banyak orang, termasuk pencipta komik “Detective Conan”. Dalam komik tersebut, Detektif Conan sangat menyukai Sherlock Holmes. Kisah Sherlock Holmes terdiri dari 56 cerita pendek dan 4 novel. Sherlock Holmes Canon: Istilah Canon digunakan untuk membedakan karya asli Conan Doyle dari beberapa karya yang juga menggunakan karakter Sherlock Holmes.

Baca Juga : Cara Menjadi Detektif Di Indonesia

Kisah petualangan Sherlock Holmes pertama kali diterbitkan pada tahun 1887 dengan judul A Study in Scarlet. Kisah Sherlock Holmes ini juga diterbitkan di Beeton's Christmas Annual pada tahun yang sama. Sherlock Holmes tidak sendirian dalam menyelesaikan kasus yang ada, ia ditemani oleh sahabatnya, Dokter Watson. Latar cerita dalam novel dan cerpen Sherlock Holmes terjadi antara tahun 1880 hingga 1914.

  1. Penelitian tentang Warna Merah - Mencari Benang Merah (1887)
    Ini adalah novel pertama dalam cerita Sherlock Holmes. Di seri pertama ini, Sherlock bertemu dengan Dokter Watson. Pertama-tama, Dr. Watson belum mengetahui profesi apa yang digeluti Holmes. Menurut Dokter Watson, Sherlock Holmes sangat eksentrik dan memiliki kemampuan yang unik. Bagaimana tidak Sherlock Holmes bisa mengetahui karakter dan keadaan seseorang hanya dengan pandangan sekilas.
  2. Tanda Empat - Empat Pemburu Harta Karun (1890)
    Di buku kedua ini, Conan Doyle menceritakan plot yang lebih kompleks dari sebelumnya. Novel ini juga membahas kebiasaan Sherlock Holmes dalam mengonsumsi narkoba dan memanusiakannya dengan cara yang belum pernah dilakukan novel sebelumnya. Kali ini, Dokter Watson memperkenalkan Holmes kepada calon istrinya, yang bernama Mary Morstan.
  3. Anjing Baskerville - Anjing Iblis (1901 - 1902)
    The Hound of the Baskervilles adalah bagian ketiga dari empat seri Sir novel karya Arthur Conan Doyle. Novel ini bercerita tentang percobaan pembunuhan. Kisah novel ini terinspirasi dari suatu legenda seekor anjing liar yang sangat kejam dan menakutkan. Sherlock Holmes dan Dokter Watson menyelidiki kasus ini secara bersamaan. Buku ketiga ini adalah cerita Sherlock Holmes paling terkenal yang pernah ditulis Conan Doyle. Bahkan, novel ini dinobatkan sebagai novel terpopuler di Inggris.

Novel ini menceritakan kisah Dr. James Mortimer, yang menyewa Sherlock Holmes untuk menyelidiki kasus temannya Sir Charles Baskerville, yang meninggal di gang rumahnya. Kematian temannya disebabkan oleh serangan jantung. Menurut Dr. Namun, wajah James menunjukkan ketakutan di wajah temannya. Jejak kaki anjing berukuran besar juga ditemukan di dekat tubuh temannya.

  1. Lembah Ketakutan - Lembah Ketakutan (1914 - 1915)
    Lembah Ketakutan adalah novel terakhir oleh Sir Arthur Conan Doyle. Kisah novel ini pertama kali diterbitkan di majalah bernama Strand Magazine pada bulan September 1914 hingga Mei 1915. Berbeda dengan novel-novel sebelumnya, pada novel keempat ini Conan Doyle dengan cermat menulis dua bagian yang penuh ketakutan dan teror. Novel ini juga mengangkat tema utama yaitu isu etika dan aktivitas teroris serikat pekerja Amerika.

Film dan serial televisi ini diadaptasi dari novel yang menceritakan kisah Sherlock Holmes yang menerima pesan berisi kode dari Fred Porlock, agen Profesor Moriarty. Namun, Porlock mengkhianati Profesor Moriarty dan takut Moriarty mengetahui pengkhianatan tersebut. Akhirnya dia memberi tahu Holmes tentang hal itu.