Mendeteksi Gambar Foto Hasil AI Atau Bukan

Mendeteksi Gambar Foto Hasil AI Atau Bukan - Pertanyaan apakah foto itu asli atau tidak sudah tidak asing lagi di telinga kita akhir-akhir ini seiring dengan semakin dekatnya teknologi kecerdasan buatan (AI) dengan kehidupan kita sehari-hari. Terutama dengan serangan teknologi AI yang semakin acak akhir-akhir ini.

 

Mendeteksi Gambar Foto Hasil AI Atau Bukan

detektiv - Sekitar 5 tahun yang lalu metadata atau Interchangeable Image File Format (EXIF) adalah panduan andal dan informasi yang biasa digunakan untuk membuktikan apakah itu adalah sebuah file digital (seperti foto).  asli atau tidak. tidak, karena murah dan kuat.

Namun seiring waktu, EXIF​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​Atau, misalnya, menggunakan fungsi sistem operasi Windows.

Atau menggunakan perangkat lunak yang sering digunakan dalam forensik digital, seperti Cellebrite yang mahal. Auditor forensik sering kali menggunakan Cellebrite untuk penyelidikan dan penyelidikan hukum.

Misalnya, dalam dunia jurnalisme, pembuktian keakuratan informasi di atas sangatlah penting dan tidak dapat ditawar. Selain kebenaran informasi yang disampaikan, hal ini juga terkait dengan kredibilitas institusi media terkait, yang pada akhirnya mempengaruhi kelancaran operasional bisnis dan arus kas.

Bayangkan apa jadinya jika media tersebut ditampilkan. telah melaporkan informasi yang ternyata tidak akurat. Tentu media massa tersebut akan mengalami kerugiaan besar, karena tidak ada lagi yang mau menyimak informasi dari media massa tersebut dan bahkan tidak ada yang mau memasang iklan.

Tahun 2024 kita akan memasuki tahun politik, dan akan ada banyak cara yang akan digunakan oleh mereka yang punya kepentingan untuk bisa berhasil dalam misi mereka. Bayangkan saja kekacauan yang terjadi kalau ada pihak yang dengan sengaja melakukan manipulasi informasi (foto, video, suara, dokumen) dengan menggunakan teknologi AI?

Itu baru sedikit contoh dari sekian banyak hal yang membutuhkan pembuktian terhadap asli atau tidaknya sebuah berkas digital.

Intuisi Manusia Dan AI

Menurut penjelasan dari Google ketika saya mengikuti pelatihan dan ujian untuk sertifikasi Generative AI dan Google Cloud bulan lalu; teknologi Generative Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan Generatif yang saat ini merupakan generasi selanjutnya dari teknologi AI sudah diupayakan oleh para pengembangnya sebagai “tiruan” dari jejaring syaraf otak manusia yang disebut sebagai neural network.

Namun saya sangat yakin bahwa intuisi manusia adalah salah satu bentuk “teknologi” yang rasanya akan sangat sulit dicontek oleh teknologi AI, paling tidak sampai dengan saat ini.

Sehingga salah satu cara untuk membuktikan apakah sebuah berkas digital (foto) itu asli atau tidak adalah dengan menggunakan intuisi atau rasa yang dimiliki oleh makhluk hidup; manusia salah satunya.

Dari penjelasan kedua pakar psikologi tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dengan mengandalkan intuisi yang terlatih (terkait karya fotografi misalnya) maka seorang manusia dapat menentukan asli atau tidaknya sebuah karya foto.

Namun demikian walaupun telah terlatih melalui puluhan tahun berkarir sebagai seorang fotografer yang memiliki I.Q. di atas rata-rata, Bang Arbain Rambey juga pernah keliru ketika mengidentifikasi apakah sebuah foto itu asli atau tidak, rekayasa atau tidak.

Dan pada bulan Februari 2021 yang lalu intuisi Bang Arbain atas foto yang dibuat oleh Ari Wibisono tentang kualitas udara Jakarta pada saat itu terbukti salah dan menuai perdebatan hebat.

 

Baca juga : Detektif AI Membuka Kotak Hitam Pembelajaran Mendalam

 

AI or Not, Aplikasi Pendeteksi Karya AI

Menjawab pertanyaan di awal artikel ini, selain intuisi manusia, teknologi AI juga bisa dimanfaatkan untuk melakukan deteksi terhadap sebuah karya AI lainnya. Walaupun masih dalam tahap pengembangan, namun setidaknya kita sudah memiliki perangkat tambahan untuk kebutuhan akurasi berkas digital (foto). AI or Not adalah aplikasi berbasis web dan gratis yang dikembangkan oleh Optic, sebuah perusahaan rintisan yang bergerak dalam bidang teknologi informasi.

Sesuai penjelasan resminya AI or Not dapat membantu pengguna secara cepat dan akurat menentukan apakah sebuah gambar dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) atau dibuat oleh manusia. Jika gambar tersebut dihasilkan oleh AI, maka AI or Not akan mengidentifikasi model AI yang digunakan (mid-journey, stable diffusion, atau DALL-E).

Cara penggunaanya sangat mudah. Kita cukup membuka laman AI or Not dan kemudian menggunggah gambar atau foto yang akan kita deteksi, atau bisa juga mencantumkan tautan dari gambarnya.

 

Baca juga : Cincin Cerdas Terbaik Untuk Kebugaran dan Lainnya

 

Raksasa internet Google meluncurkan fitur terbaru untuk melacak jejak digital foto atau gambar dengan lebih detail. Terdapat fitur "About this image" atau "Tentang gambar ini" yang mampu membantu pengguna mengetahui sejak gambar telah beredar di internet dan situs-situs yang pernah memakai atau membahas gambar tersebut. Kemampuan ini termasuk untuk mengetahui apakah gambar tersebut merupakan hasil rekayasa kecerdasan buatan atau bukan.

Google membuat fitur "About this image" untuk memudahkan pengguna mengecek kredibilitas dan konteks gambar. Pengguna dapat mengetahui jejak digital gambar terkait, sehingga mengetahui konteks waktunya. Apakah itu merupakan gambar lama atau gambar yang baru-baru saja beredar di internet. Riwayat situs web yang telah menggunakan gambar tersebut sejauh ini dapat membantu menunjukkan klaim, bukti, dan perspektif berbeda yang beredar tentang gambar tersebut. Fitur "Tentang gambar ini" juga membantu pengguna menemukan data gambar, jika tersedia.

Metadata adalah informasi detail tentang suatu gambar, seperti pembuat gambar, ukuran file, lokasi, tanggal pembuatan, dan informasi teknis seperti kamera . pengaturan saat gambar diambil.