Potensi Teknologi AI Di Dunia Pendidikan Indonesia

Potensi Teknologi AI Di Dunia Pendidikan Indonesia

Potensi Teknologi AI Di Dunia Pendidikan Indonesia – Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pendidikan telah berlangsung dan berkembang pesat di banyak negara selama beberapa tahun terakhir.

Potensi Teknologi AI Di Dunia Pendidikan IndonesiaPotensi Teknologi AI Di Dunia Pendidikan Indonesia

Detektiv-agentur-deuringer.de, Aplikasi AI mencakup penggunaan berbagai teknologi seperti pembelajaran mesin, chatbots, augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Teknologi ini membawa kemungkinan baru dalam proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Baca juga: Kemampuan Sesungguhnya Dari Penerapan Kecerdasan Buatan (AI)

Menurut Dr H.R. Poppy Yanniawati, Ketua Program Studi Magister Pendidikan Matematika Universitas Pasundan, AI memiliki potensi yang menjanjikan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, terutama di sektor pendidikan.

AI dapat memberikan pembelajaran secara personal sesuai dengan kebutuhan siswa, dan dengan bantuan AI, para pendidik dapat memberikan pembelajaran yang lebih terpandu berdasarkan gaya belajar, tingkat kemampuan, dan minat siswa.

“AI juga dapat membantu pendidik menilai kemajuan siswa secara lebih akurat dengan umpan balik waktu nyata, dan menurut saya AI sangat cocok untuk kurikulum Merdeka Belajar,” tulis akun Instagram FKIP Unpas pada hari Kamis, 7 Maret 2023. Dia membuat pernyataan sebagai berikut

Kekhawatiran

Di sisi lain, ada juga kekhawatiran bahwa kecerdasan buatan akan menggantikan dan mengambil alih pekerjaan manusia di berbagai sektor. Hal ini diprediksi akan menimbulkan konsekuensi sosial dan ekonomi.

Kekhawatiran lainnya adalah penggunaan AI akan mengurangi peran penting pendidik dalam proses pembelajaran dan siswa tidak akan mendapatkan interaksi sosial dan emosional yang mereka butuhkan dalam proses pendidikan.

“Ini adalah kekhawatiran serius dan alasan utama mengapa penggunaan AI masih menjadi kontroversi. Belum lagi kekhawatiran tentang kesenjangan dalam akses dan kualifikasi siswa,” jelasnya.

Profesor Poppy percaya bahwa kesenjangan dalam akses dan kompetensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk keterbatasan ekonomi dan teknologi di daerah tertentu, serta kurangnya pelatihan dan sumber daya.

Baca juga: Fungsi Dari Teknologi Kecerdasan Buatan 2024

“Nilai-nilai etika seperti transparansi, kesetaraan, keamanan, dan privasi data juga harus dipertimbangkan dalam pendidikan.

Perlunya investasi dan tenaga terlatih

Profesor Poppy menambahkan bahwa investasi harus dilakukan dalam pengembangan alat dan platform pendidikan yang menggabungkan teknologi AI untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa.

Selain itu, tenaga pendidik harus dilatih untuk menggunakan teknologi AI secara efektif, etis, dan transparan, termasuk dalam hal privasi dan perlindungan data siswa. Budaya bereksperimen, penemuan, dan inovasi harus diciptakan agar para pendidik dan siswa dapat mengatasi potensi dampak negatif.

“Pendidik harus mendukung siswa untuk memahami dan menggunakan AI, daripada mengabaikan atau melarangnya.

Untuk merangkul penggunaan AI dalam pendidikan, para pendidik harus mulai dengan mengeksplorasi potensi penggunaan AI dalam pendidikan dan memahami risikonya. Selain itu, para pendidik harus bekerja sama dengan para ahli AI untuk mengembangkan strategi berbasis penelitian dan simulasi data.

“Untuk menggunakan teknologi AI dengan baik, semua pemangku kepentingan pendidikan, terutama pendidik dan siswa, harus dilatih dengan baik dan mudah diakses.”